Setiap harinya, aku memangkas rindu yang tumbuh kering
seperti lalang,semakin kutebas, semakin mereka meranggas. Hingga akhirnya rasa
lelah menasihatiku untuk berhenti dan membiarkan setiap malam dadaku meledak
dengan batuk yang sesak, sebab apalagi yang bisa kuperbuat ketika kau lenyap
selain menghibur kedua mataku yang bengkak?
Kau dan
aku takkan pernah tahu bila takdir menghancurleburkan definisi kita, ia
bukanlah penyabar, melainkan penghitung dan penagih tanpa belas kasih.
Apabila
esok bukan lagi aku yang kau khuatirkan, kau boleh mengetahui yang aku terlalu
sering mengemis kepada jarum jam agar waktu berjalan cepat hingga kau dan aku
berhadapan saling tatap.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan